Selasa, 12 Januari 2016

Other ( Liyan )

Dalam kehidupan ini, senantiasa ada yg disebut sbg “the other”. Apa itu? Yakni siapa saja dan apa saja yg tak terengkuh, asing, menimbulkan trauma, dan tak terpahami. Termasuk di dalam “the other” ini bisa tubuh (badan) kita sendiri. Maka dalam relasi sosial, kita kadang tak bisa mengelakkan utk melakukan “othering”: melakukan eksklusi thd orang lain (yg beda status, agama, ras, rupa kulit, bahkan wajah). Bukan hanya eksklusi, melainkan bahkan persekusi (misalnya Nazi thd Yahudi, Israel thd Palestina, kerusuhan Mei thd etnis Cina, dll). Contoh “othering” thd tubuh sendiri misalnya kita merasa asing dan menolak tubuh kita sendiri (entah cacat, entah jelek, dll).

“Other” ini diterjemahkan Goenawan Mohamad dg bagus sekali sebagai “liyan”. Dalam “liyan” ini kita bisa mendiskriminasikan lebih jauh mereka yg “paling asing”, yakni “liya liyaning liyan”. Jadi dalam hidup kita, proses “othering” merupakan tindakan awal utk tidak menerima “liyan” sbg bagian dari kemanusiaan kita. Hubungan antar manusia memang rumit. Tetapi akan bertambah pelik, jika “othering” (me-liyan-kan) orang lain tak bisa dicegah. Memang sulit utk mencapai “serupa sepemandangan, semerdu sependengaran”.
Nara Sumber : Djatmiko Tanuwidjoyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar