Minggu, 24 Januari 2016

Kecerdasan Emosi Pada Anak

Kecerdasan yang sifatnya intelektual (IQ) adalah sebuah “warisan” orang tua pada anak, sementara kecerdasan emosi (EQ) adalah proses pembelajaran yang berlangsung seumur hidup. Kecerdasan emosi bisa dipelajari dan dilatih. Memang ada temperamen khusus yang dibawa seorang anak sejak ia dilahirkan, tetapi pola asuh orang tua dan pengaruh lingkungan akan membentuk cetakan emosi seorang anak yang akan berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan emosional bukan didasarkan pada kepintaran seorang anak, melainkan pada sesuatu yang dahulu disebut dengan karakteristik pribadi atau “ karakter “.

Anak adalah sosok individu yang menjalani proses perkembangan yang pesat bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunianya sendiri yang khas, yang berbeda dengan dunia orang dewasa dimana mereka menumbuh kembangkan kualitas kepribadian dan kecerdasan emosional serta keterampilan hidup yang sangat penting kelak ketika mereka dewasa.
Masa kanak-kanak sering juga disebut masa-masa keemasan atau masa pembentukan kecerdasan emosi. Pada masa inilah orang tua harus bisa memanfaatkan dengan optimal, dimana pada masa ini mereka akan belajar nilai-nilai, belajar dari orang-orang terdekat di sekitar mereka dan psds masa ini anak sangat peka di dalam mendapatkan rangsangan-rangsangan baik yang berkaitan dengan fisik motorik, intelektual, sosial, bahasa maupun emosional.

Satu bagian dari tahap perkembangan anak adalah perkembangan kederdasan emosi. Anak dapat melipatgandakan kecerdasan emosinya melalui latihan-latihan. Salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kecerdasan emosi anak adalah melalui interaksi antara orang tua dengan anak dalam bentuk pengasuhan. Anak yang mendapatkan banyak stimulasi positif dari lingkungannya, akan tumbuh menjadi anak yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik. Dengan begitu maka sikap dan perilaku anak akan berkembang dengan baik menuju kearah perkembangan yang positif.

Kesempatan pertama bagi anak untuk mengenal dunianya adalah dalam keluarga. Oleh karena itu orang tua harus bisa memberikan dasar yang baik kepada anak-anaknya agar anak bisa berkembang dengan optimal. Sementara itu, teladan ayah dan ibu di rumah menjadi pelajaran yang berharga bagi anak. Dari merekalah anak dapat melipatgandakan kecerdasan emosinya.
Selain di sekolah, di rumahpun senantiasa menjadi peristiwa yang merupakan proses pembentukan kecerdasan emosi ketika anak harus berbagi dengan saudaranya, baik perhatian orang tua, kasih sayang dengan orang-orang terdekat, juga berbagi pujian dari saudara-saudara lain. Perselisihan antar saudara hampir setiap hari terjadi, sehingga setiap anak memiliki naluri untuk selalu berusaha menjadi nomor satu. Sementara yang lain harus belajar menerima kekalahan, belajar membuang keputusasaan dan bangkit dari kegagalan.

Setiap detik dalam kehidupan anak sarat dengan perkembangan. Bagaimana mereka belajar bertanggung jawab terhadap tugas-tugas ringan yang dibebankan, belajar saling berbagi dengan saudara-saudara mereka dan juga teman sebaya, belajar mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Usia pra-sekolah ( 0-5 tahun ) merupakan saat yang tepat bagi anak untuk tumbuh mencapai puncak kemampuan mereka. Kecerdasan emosi dapat dilihat atau dikembangkan sejak usia dini. Dan kecerdasan emosi akan semakin matang terbentuk ketika mereka duduk di bangku TK, yaitu usia 4 – 6 tahun. Pada masa itulah saatnya mereka belajar berkomunikasi dan bergaul dengan teman-teman dan lingkungan.
Sementara itu sikap dan perilaku orang tua di rumah menjadi teladan paling berharga bagi anak. Sangat mustahil bagi orang tua memiliki anak berkepribadian kuat jika orang tuanya tidak memiliki kecerdasan emosi yang kuat pula. Untuk melatih kecerdasan emosi anak, kuncinya ada pada orang tua. Keluarga merupakan sekolah yang pertama untuk mempelajari emosi.

Cara orang tua dalam mengembangkan emosi anak adalah:

1. Mengembangkan empati anak
2, Mengembangkan kejujuran dan integritas anak
3. Menanamkan sikap kerja sama
4. Melatih keberanian
5. Melatih kemandirian dan percaya diri

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak, yaitu :

1. Agar anak mengerti perbedaan antara baik dan buruk.
2. Agar anak mengembangkan sikap peduli.
3. Agar anak dapat merasakan reaksi emosi negative, misalnya : rasa malu, rasa bersalah, rasa takut.
4. Untuk membentuk perkembangan moral anak, misalnya: empati.
5. Membuat peraturan yg jelas dan konsisten.
6. Mencatat perbuatan baik yang dilakukan anggota keluarga setiap hari.
7. Melatih kejujuran.
8. Interaksi orang tua dan anak

Sumber :~ Bambang Sujiono, Yuliani Nurani, 2001, Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini, Jakarta
~ Subyantoro (Goleman, 1999), Emotional Intelligence.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar