Kamis, 28 Januari 2016

Filosofi Ikan Salmon

Untuk masakan Jepang, kita tahu bahwa ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup saat hendak diolah untuk disajikan, jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es.
Itu sebabnya para nelayan selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan, salmon-salmon tersebut tetap hidup. Meski demikian pada kenyataannya banyak salmon yang mati di kolam buatan tersebut.
Bagaimana cara mereka menyiasatinya?
Para nelayan memasukkan seekor hiu kecil di kolam tersebut. Ajaib! Hiu kecil tersebut ‘memaksa’ salmon-salmon itu terus bergerak karena jangan sampai dimangsa.
Akibatnya jumlah salmon yang mati justru menjadi lebih sedikit!
Diam membuat kita mati! Bergerak membuat kita hidup!
Barangkali kurang lebih itulah pesan moral yang dapat kita tangkap dari gambaran tersebut diatas.
Apa yang membuat kita diam? Saat tidak ada masalah dalam hidup dan saat berada dalam zona nyaman. Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena. Begitu terlenanya hingga kita sadar bahwa kita kelak mati. Ironism bukan?
Apa yang membuat kita bergerak?
Masalah, pergumulan dan tekanan hidup. Saat masalah datang secara otomatis naluri kita membuat kita bergerak aktif dan berusaha bagaimana mengatasi semua pergumulan hidup itu. Tidak hanya itu, kita menjadi kreatif, dan potensi diri kitapun menjadi berkembang luar biasa!
Ingatlah bahwa kita akan bisa belajar banyak dalam hidup ini bukan pada  saat keadaan nyaman, tapi justru pada saat kita menghadapi badai .
Itu sebabnya syukurilah ‘hiu kecil’ yang terus  memaksa kita untuk bergerak dan tetap survive!
Masalah hidup adalah baik, karena itulah yang membuat kita terus bergerak….dan menjadi tangguh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar